Jam Pelayanan konsultasi, dan permintaan data statistik pada setiap hari kerja (Senin-Jumat) 08.30 - 15.30 WITA. Laporkan segala kecurangan dan indikasi penipuan serta berita bohong yang mengatas namakan Badan Pusat Statistik Kabupaten Tojo Una-Una melalui bps7209@bps.go.id atau melalui Instagram @bps_touna
Perkembangan selama lima tahun terakhir yaitu periode 2008– 2012, jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah terus mengalami penurunan secara significant. Masing-masing tahun 2008 sebanyak 524,70 ribu jiwa (20,75 persen), tahun 2009 sebanyak 489,84 ribu jiwa (18,98 persen), tahun 2010 sebanyak 474,99 ribu jiwa (18,07 persen),tahun 2011 sebanyak 423,63 ribu jiwa (15,83 persen),sedangkan untuk tahun 2012 sebanyak 418,64 ribu jiwa (15,40 persen).
Penduduk miskin di Sulawesi Tengah keadaan Maret 2012 sebesar 418,64ribu jiwa (15,40 persen), sedangkan keadaan Maret 2011 sebesar 423,63 ribu jiwa (15,83 persen). Hal tersebut berarti tingkat kemiskinan turun sebanyak 4,99 ribu jiwa atau turun 0,43 persen point. Jika dilihat tingkat akselerasi terjadipengurangan penduduk miskin di Sulawesi Tengah padaperiode Maret 2011 – 2012sebesar 1,18 persen. Selamaperiode Maret 2011 – Maret 2012, penduduk miskin di daerah perdesaan dan perkotaanberkurangmasing-masing sekitar 4,27 ribu jiwa dan0,73 ribu jiwa.
Periode Maret 2011– Maret 2012, Garis Kemiskinan naik sebesar 4,62 persen, yaitu dariRp.235.512,- per kapita per bulan pada Maret 2011 menjadi Rp. 246.392per kapita per bulan pada Maret 2012.
Periode Maret 2011 – Maret 2012, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan penurunan dari 2,76 menjadi 2,56. Hal tersebut mengindikasikan rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan mengarah semakin mengecil artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan atau ke arah yang lebih baik.
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun dari 0,75 periode Maret 2011 menjadi 0,66 pada periode Maret 2012, hal tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk semakin menyempit